src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js">
Kalau hidup sekedar hidup,
Babi di hutan juga hidup.
Kalau kerja sekedar kerja,
Kera juga bekerja.
– Buya Hamka –
Teramat dalam arti sindiran yang dilontarkan almarhum buya Hamka di atas. Ulama karismatik, cendekiawan, sastrawan Indonesia asal minang tersebut ingin mendorong kita, bangsa Indonesia, menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia yang hidup bukan sekedar hidup. Yang kerja bukan sekedar bekerja. Kalau hanya hidup dan kerja sekedarnya saja, kita disindir, tak jauh beda dengan babi hutan atau kera.
Tentu, dalam pengertiannya, buya Hamka tidaklah ingin menyamakan manusia dengan binatang. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk sempurna. Diciptakan pula dengan sebaik-baik bentuk.
Lalu, hidup dan kerja seperti apa yang semestinya kita jalani? Jawabannya: hidup yang menghidupkan. Losta Masta; bikin hidup lebih hidup. Kerja dengan performa terbaik. Do with all our best!
Pertanyaan kemudian adalah, seperti apa hidup yang menghidupkan itu? Hidup yang tidak hanya memikirkan diri sendiri (ego), tapi juga harus berfikir menghidupkan alam sekitarnya (geo). Hidup seperti inilah yang mendatangkan manfaat bagi lingkungannya (manusia dan alam sekitarnya). Karena hidup yang mendatangkan banyak manfaat inilah yang mengantarkan seorang manusia ke kedudukan yang mulia dan terpuji. Khairukum man tanfa’u linnas; sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang banyak memberi manfaat buat ummat manusia.
Jika demikian, apakah dengan kondisi kita saat ini (dengan posisi dan status sosial yang berbeda-beda) bisa termasuk ke dalam golongan sebaik-baik manusia tersebut? Tentu saja BISA. Caranya? Loyallah pada pekerjaan atau apapun profesi kita (yang halal tentu saja). Jalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Terapkan kedisiplinan tingkat tinggi. Berintegritaslah. Bekerjalah dengan kecerdesan. Cermat waktu, cermat tenaga. Atau dalam istilah 5-AS; Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas, dan Kerja Berkualitas.
Camkan dalam semangat terdalam diri bahwa kita bekerja bukan sekedar bekerja. Bukan bekerja hanya untuk diri sendiri. Tapi bekerja yang diniatkan untuk ibadah kepada Allah SWT, yang mendatangkan manfaat untuk banyak orang. Bermanfaat untuk keluarga, bermanfaat untuk masyarakat sekitar, bermanfaat untuk organisasi/perusahaan, bermanfaat untuk Negara, bangsa dan agama.
Setelah kita bisa bekerja dan hidup seperti yang disebutkan di atas, barulah kita bisa tenang dari sindiran buya Hamka di atas.
Sebagai penutup, saya kutipkan kalimat motivasi dari Andrie Wongso berikut ini agar kita senantiasa memperbaiki dalam kehidupan dan pekerjaan kita sehari-hari: “Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda.”
Semoga bermanfaat.
(Feri Susanto)
Jika artikel ini bermanfaat, bagikan ke orang terdekatmu. Bagikan informasi bermanfaat juga termasuk amal ho.... Sekaligus LIKE fanspage kami juga
src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js">
untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
Sumber | republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !
src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js">
Baca Juga
- 3 Jenis Siksa Kubur Paling Menyakitkan untuk Manusia yang Melakukan Hal ini
- Hikmah Kisah Ali Bin Abi Thalib, Engkau Bebas karena Allah!
- keluar dari Metro TV, ini Kisah Sandrina Malakiano, Ketika Hijab Lebih Utama ketimbang Pekerjaan
- Astaghfirullah...!! Inilah Tanda-Tanda Rumah Yang Malaikat Enggan Mendatanginya! Nomer 8 Paling Banyak Dilakukan!
- Masya Allah Kisah Nyata Gagal Zina, Istrinya Malah Dizinai , Semoga Anda Dapat mengambil Hikmah dari cerita ini..!
- ASTAGHFIRULLAH "Jangan Lakukan Hal Berikut Ketika Haid! Jangan putus dikamu ya.1 x kiriman saja mungkin kamu sudah menyelamatkan 1 orang wanita
- Subhanallah! Inilah Keistimewaan Malam Lailatul Qadar Dan Tanda-Tandanya
- Subhanallah, Inilah Keluhuran Akhlak Nabi Muhammad, Yuk Kita Tiru
Nasihat Buya Hamka : Bikin Hidup Lebih Hidup!
4/
5
Oleh
Ramadhan